Pengikut

Rabu, 20 Januari 2010

Nak-2

Nak dengarlah bicara bapakmu
Yang kenyang akan hidup terang dan redup
Letakkan dahulu mainan itu
Duduk dekat bapak sabar mendengar

Kau anak harapanku yang lahir di zaman gersang
Segala sesuatu ada harga karena uang

( ya ya ya ya )

Kau anak dambaanku yang besar di kancah perang
Kau harus kuat yakin pasti menang

Sekolahlah biasa saja
Jangan pintar pintar percuma
Latihlah bibirmu agar pandai berkicau
Sebab mereka sangat perlu kicau yang merdu

Sekolah buatmu hanya perlu untuk titel
Peduli titel didapat atau titel mukjizat

( ya ya ya ya )

Sekolah buatmu hanya perlu untuk gengsi
Agar mudah bergaul tentu banyak relasi

Jadi penjilat yang paling tepat
Karirmu cepat uang tentu dapat
Jadilah Durno jangan jadi Bimo
Sebab seorang tenang punya lidah sejuta

Hidup sudah susah jangan dibikin susah
Cari saja senang walau banyak hutang
Munafik sedikit jangan terlalu jujur
Sebab orang jujur hanya ada di komik

Pilihlah jalan yang mulus tak banyak batu
Sebab batu batu bikin jalanmu terhambat

( ya ya ya ya )

Pilihlah jalan yang bagus tak ada paku
Sebab paku itu sadis apalagi yang berkarat

Jadilah kancil jangan buaya
Sebab seekor kancil sadar akan bahaya
Jadilah bandit berkedok jagoan
Agar semua sangka engkau seorang pahlawan

Jadilah bunglon jangan sapi
Sebab seekor bunglon pandai baca situasi
Jadilah karet jangan besi
Sebab yang namanya karet paham kondisi

Anakku aku nyanyikan lagu
Waktu ayah tak tahan lagi menahan...Modar

Nak-2

Nak dengarlah bicara bapakmu
Yang kenyang akan hidup terang dan redup
Letakkan dahulu mainan itu
Duduk dekat bapak sabar mendengar

Kau anak harapanku yang lahir di zaman gersang
Segala sesuatu ada harga karena uang

( ya ya ya ya )

Kau anak dambaanku yang besar di kancah perang
Kau harus kuat yakin pasti menang

Sekolahlah biasa saja
Jangan pintar pintar percuma
Latihlah bibirmu agar pandai berkicau
Sebab mereka sangat perlu kicau yang merdu

Sekolah buatmu hanya perlu untuk titel
Peduli titel didapat atau titel mukjizat

( ya ya ya ya )

Sekolah buatmu hanya perlu untuk gengsi
Agar mudah bergaul tentu banyak relasi

Jadi penjilat yang paling tepat
Karirmu cepat uang tentu dapat
Jadilah Durno jangan jadi Bimo
Sebab seorang tenang punya lidah sejuta

Hidup sudah susah jangan dibikin susah
Cari saja senang walau banyak hutang
Munafik sedikit jangan terlalu jujur
Sebab orang jujur hanya ada di komik

Pilihlah jalan yang mulus tak banyak batu
Sebab batu batu bikin jalanmu terhambat

( ya ya ya ya )

Pilihlah jalan yang bagus tak ada paku
Sebab paku itu sadis apalagi yang berkarat

Jadilah kancil jangan buaya
Sebab seekor kancil sadar akan bahaya
Jadilah bandit berkedok jagoan
Agar semua sangka engkau seorang pahlawan

Jadilah bunglon jangan sapi
Sebab seekor bunglon pandai baca situasi
Jadilah karet jangan besi
Sebab yang namanya karet paham kondisi

Anakku aku nyanyikan lagu
Waktu ayah tak tahan lagi menahan...Modar

Bung Hatta

Tuhan terlalu cepat semua

Kau panggil satu-satunya yang tersisa

Proklamator tercinta...

Jujur lugu dan bijaksana

Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa

Rakyat Indonesia...


Reff :

Hujan air mata dari pelosok negeri

Saat melepas engkau pergi...

Berjuta kepala tertunduk haru

Terlintas nama seorang sahabat

Yang tak lepas dari namamu...

Terbayang baktimu, terbayang jasamu

Terbayang jelas... jiwa sederhanamu

Bernisan bangga, berkapal doa

Dari kami yang merindukan orang

Sepertimu...

Guru Oemar Bakrie

Tas hitam dari kulit buaya

"Selamat pagi!", berkata bapak Oemar Bakri

"Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali!"

Tas hitam dari kulit buaya

Mari kita pergi, memberi pelajaran ilmu pasti

Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu


(*)

Laju sepeda kumbang di jalan berlubang

S'lalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang

Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang

Banyak polisi bawa senjata berwajah garang



Bapak Oemar Bakri kaget apa gerangan

"Berkelahi Pak!", jawab murid seperti jagoan

Bapak Oemar Bakri takut bukan kepalang

Itu sepeda butut dikebut lalu cabut, kalang kabut, cepat pulang

Busyet... Standing dan terbang


Reff.

Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri

Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi

Jadi guru jujur berbakti memang makan hati

Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri

Oemar Bakri... Profesor dokter insinyur pun jadi

Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri



Kembali ke (*)

Bapak Oemar Bakri kaget apa gerangan

"Berkelahi Pak!", jawab murid seperti jagoan

Bapak Oemar Bakri takut bukan kepalang

Itu sepeda butut dikebut lalu cabut, kalang kabut

Bakrie kentut... Cepat pulang

Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri

Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi

Jadi guru jujur berbakti memang makan hati

Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri

Oemar Bakri... Bikin otak seperti otak Habibie

Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri

Cantik Munafik

Dia adalah gadis jelita
Tak pernah banyak tingkah
Didalam kelas dialah ratu
Tak ada bandingannya

Hingga semua murid pria
Banyak yang menggodanya
Sampai pak guru Umar tertarik
Oleh goyang pinggulnya

Aku pun juga malu tak malu
Jatuh cinta padanya
Sembunyi sembunyi kukirim surat
Lewat teman baiknya

Tapi ternyata setelah kuterima
Balasan suratnya
Tak aku duga dari semula
Cintaku ditolak dia

Hei hei hei
Apa sih kekuranganku ?
Padahal
Banyak orang bilang aku ganteng

Hei hei hei
Apa sih keinginannya ?
Rumahku megah
Mobilku banyak
Sayang milik orang tua

Ku tak mengerti dia begitu
Membuatku penasaran
Korban yang lain juga berkata
Sama seperti aku

Tapi ternyata ketika kuintip
Tepat di malam minggu
Dia gandengan sama bapakku
Yang kepala tak berbulu

Hei hei hei
Dialah gadis panggilan
Yang masih
Duduk dibangku sekolah

Hei hei hei
Pantesan sedikit susah
Karena dia tahu
Anak sekolah
Tak pernah berkantong basah

Dasar bapakku
Tak tahu malu
Punya hobi meneguk madu

Minggu, 17 Januari 2010

Ujung Aspal Pondok Gede

Di kamar ini aku dilahirkan

Di bale bambu buah tangan bapakku

Di rumah ini aku dibesarkan

Dibelai mesra lentik jari ibuku

Nama dusunku ujung aspal pondok gede

Rimbun dan anggun

Ramah senyum penghuni dusunku


Kambing sembilan motor tiga

Bapak punya

Ladangnya luas habis sudah sebagai gantinya


Sampai saat tanah moyangku

Tersentuh sebuah rencana

Demi serakahnya kota

Terlihat murung wajah pribumi

Terdengar langkah hewan bernyanyi


Di depan masjid

Samping rumah wakil pak lurah

Tempat dulu kami bermain

Mengisi cerahnya hari


Namun sebentar lagi

Angkuh tembok pabrik berdiri

Satu persatu sahabat pergi

Dan tak kan pernah kembali



Kamis, 14 Januari 2010

Yang Tersendiri

Terhempas ku terjaga
Dari lingkar mimpi
Pada titik sepi

Suaramu terngiang
Menembus khayalku
Yang juga tentangmu

Dan ku akui tanpa kemunafikan
Ku cinta kau
Bahwasannya keakuanku bersumpah
Ku cinta kau

Bayangmu menghantui
Setiap gerakku
Dan kemauanku

Dahagaku akanmu
Matikan emosi
Juga ambisiku

Dan ku akui tanpa kemunafikan
Ku cinta kau
Bahwasannya keakuanku bersumpah
Ku cinta kau


Jendela Kelas Satu

Duduk dipojok bangku deretan belakang
Didalam kelas penuh dengan obrolan
Slalu mengacau laju hayalan

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
Dari sana pula aku mulai mengenal
Seraut wajah berisi lamunan

Bibir merekah dan merah selalu basah
Langkahmu tenang kala engkau berjalan
Tinggi semampai gadis idaman

Reff:

Kau datang membawa
Sebuah cerita
Darimu itu pasti lagu ini tercipta
Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
Tembus pandang kekantin bertalu rindu
Datang mengetuk pintu hatiku